Rupanya ada beberapa masalah bongkar muat di pelabuhan yang penting untuk diketahui agar bisa menyikapi dengan bijak ketika masalah tersebut dihadapi. Pasalnya aktual di lapangan proses bongkar muat tidak sesimpel seperti yang terlihat, yakni memindahkan kontainer barang dari pelabuhan ke kapal atau truk dan sebaliknya. Ada beragam prosedur yang musti ditaati dan dilewati sebelum kontainer-kontainer ini berpindah, sehingga proses distribusi terjamin lancar.
Pelabuhan di Indonesia sendiri juga tidak terlepas dari beragam masalah bongkar muat di pelabuhan yang jamak dijumpai. Meski begitu bukan berarti sekedar pasrah saja karena dengan melakukan evaluasi dan perbaikan di beberapa sistem masalah tersebut tentu akan berkurang dan tidak menutup kemungkinan menjadi hilang sama sekali. Sebab pihak manapun yang terlibat dalam pengelolaan pelabuhan dijamin menghendaki proses bongkar muat ini tidak mengalami kendala apapun.
Jenis Masalah Dalam Proses Bongkar Muat
Apabila tertarik untuk mengetahui apa saja masalah bongkar muat di pelabuhan maka berikut adalah beberapa detailnya:
1. Kapal berlabuh tanpa mengikuti jadwal bongkar muat yang diterapkan di pelabuhan yang bersangkutan sehingga muncul kondisi terlambat untuk bongkar muat karena belum bisa dilayani.
2. Adanya perbedaan data jumlah kontainer atau jenis barang yang dimuat antara pihak kapal, pihak broker, maupun pengelola pelabuhan sehingga perlu diurus dulu sampai jelas.
3. Adanya masalah pada komunikasi semua pihak yang terlibat sehingga terjadi aksi saling tunggu di pelabuhan karena jadwal yang tidak sama.
4. Jumlah peralatan bongkar muat seperti lift container dan lain sebagainya terbatas sehingga tidak memadahi untuk melayani semua kapal yang berlabuh.
5. Terjadi kerusakan pada peralatan bongkar muat yang menghambat kegiatan tersebut.
6. Dan lain sebagainya.
Masalah yang mungkin dapat terjadi dalam proses bongkar muat di kawasan pelabuhan memang sangat kompleks. Dibutuhkan koordinasi yang baik diantara semua pihak yang terlibat sehingga bisa mendapatkan data yang sinkron, jadwal yang sama, dan tentunya mempersiapkan peralatan bongkar muat jauh sebelum kapal angkut berlabuh. Selain komunikasi yang baik, juga dibutuhkan dukungan managemen kerja yang cermat untuk meminimalisir beragam resiko tersebut. Kesalahan saat terjadi masalah bisa dari semua pihak baik bersamaan maupun dari salah satu, yang tentu tidak bisa diatasi satu pihak saja melainkan semuanya.
Memahami kondisi ini meningkatkan kesadaran untuk bekerja dengan teliti pada saat menyusun laporan muatan yang akan diangkut truk atau kapal. Sehingga data ini tetap sama ketika diterima oleh pihak pengelola pelabuhan, penting pula untuk bekerja dengan alasan diluar aspek profesional sehingga kinerjanya bisa dipertanggung jawabkan. Ketika semua pihak menyadari adanya resiko berbagai masalah bongkar muat di pelabuhan kemudian melakukan evaluasi dan perbaikan, ke depanya resiko serupa bisa ditekan.